Apa Itu Disabilitas Fisik? Ketahui Jenis, Penyebab dan Cara Penanganannya

Apa Itu Disabilitas Fisik? Ketahui Jenis, Penyebab dan Cara Penanganannya

Disabilitas fisik merupakan salah satu kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fungsi fisik tubuh.

Kondisi ini dapat mempengaruhi mobilitas, kemampuan motorik, atau fungsi organ tertentu yang berdampak pada kemandirian seseorang dalam beraktivitas.

Di Indonesia, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2022, tercatat sekitar 22,9 juta penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas, dengan disabilitas fisik menempati porsi yang cukup signifikan.

Angka ini menunjukkan pentingnya pemahaman yang komprehensif tentang disabilitas fisik, tidak hanya bagi penyandang dan keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat luas.

Memahami disabilitas fisik secara mendalam sangat penting karena dapat membantu dalam memberikan dukungan dan penanganan yang tepat. Yuk kenali disabilitas fisik secara lebih dalam agar kamu bisa membedakan istilah-istilah tersebut.

 

Apa itu Disabilitas Fisik

Disabilitas fisik adalah kondisi di mana seseorang mengalami keterbatasan atau gangguan pada fungsi tubuh yang mempengaruhi kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini bisa terjadi sejak lahir, akibat kecelakaan, atau karena penyakit tertentu yang mempengaruhi sistem gerak tubuh.

Bayangkan seperti sebuah mobil yang beberapa komponennya tidak berfungsi optimal. Misalnya, seseorang dengan disabilitas fisik mungkin mengalami kesulitan menggerakkan tangan atau kakinya, sama seperti mobil yang remnya tidak bekerja dengan baik.

Namun, hal ini tidak berarti mobil tersebut tidak bisa digunakan sama sekali – hanya membutuhkan penyesuaian dan bantuan khusus.

Penting untuk dipahami bahwa disabilitas fisik hanya mempengaruhi fungsi tubuh tertentu dan tidak berhubungan dengan kemampuan mental atau kecerdasan seseorang.

Seorang penyandang disabilitas fisik tetap memiliki potensi dan kemampuan yang sama untuk berprestasi dalam berbagai bidang kehidupan, meskipun mungkin memerlukan cara atau alat bantu yang berbeda.

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah mengakui dan melindungi hak-hak penyandang disabilitas fisik melalui UU No. 8 Tahun 2016.

Undang-undang ini menjamin bahwa penyandang disabilitas fisik memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan aspek kehidupan lainnya.

Mereka berhak mendapatkan akses dan fasilitas yang mendukung kemandirian mereka dalam beraktivitas.

Setiap penyandang disabilitas fisik memiliki tingkat dan jenis keterbatasan yang berbeda-beda. Ada yang membutuhkan kursi roda untuk mobilitas, sementara yang lain mungkin menggunakan kruk atau alat bantu lainnya.

Meski begitu, dengan dukungan yang tepat dan lingkungan yang inklusif, mereka dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna seperti orang pada umumnya.

 

Jenis – Jenis Disabilitas Fisik

Memahami berbagai jenis disabilitas fisik sangat penting untuk memberikan dukungan dan penanganan yang tepat. Berikut ini adalah penjelasan detail tentang tiga kelompok utama disabilitas fisik yang sering dijumpai di masyarakat.

 

1. Kelainan Sistem Otot dan Rangka

Kelainan sistem otot dan rangka merupakan kondisi yang mempengaruhi kemampuan gerak seseorang karena gangguan pada otot, tulang, atau sendi.

Cerebral Palsy adalah salah satu contoh yang paling umum, di mana penderita mengalami gangguan pada kontrol gerakan dan postur tubuh.

Kondisi lain seperti polio dapat menyebabkan kelemahan otot permanen, sementara dystrophy otot mengakibatkan penurunan kekuatan otot secara progresif.

Kelainan tulang belakang seperti skoliosis juga termasuk dalam kategori ini, menyebabkan tulang belakang bengkok ke samping dan mempengaruhi postur tubuh.

 

2. Kehilangan Anggota Tubuh

Kehilangan anggota tubuh atau amputasi dapat terjadi karena dua faktor utama: bawaan lahir atau karena kecelakaan/penyakit.

Seseorang yang mengalami amputasi mungkin kehilangan jari, tangan, kaki, atau bahkan kombinasi dari beberapa anggota tubuh.

Meskipun menghadapi tantangan, kemajuan teknologi telah memungkinkan penggunaan anggota tubuh prostetik yang semakin canggih.

Hal ini membantu penyandang disabilitas tetap aktif dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

 

3. Gangguang Fungsi Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam pengendalian gerakan tubuh.

Paraplegia, misalnya, menyebabkan kelumpuhan pada bagian tubuh dari pinggang ke bawah, sementara quadriplegia mempengaruhi kedua tangan dan kaki.

Multiple Sclerosis adalah contoh lain di mana sistem saraf pusat mengalami gangguan, menyebabkan berbagai gejala seperti kesulitan bergerak, gangguan penglihatan, atau masalah keseimbangan.

 

Penyebab Disabilitas Fisik

 

Faktor Bawaan/Genetik

Disabilitas fisik dapat hadir sejak seseorang dilahirkan atau terjadi karena faktor genetik. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down tidak hanya mempengaruhi fungsi kognitif tetapi juga dapat menyebabkan masalah pada sistem otot dan tulang.

Kondisi genetik turunan seperti Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) bisa diturunkan dari orang tua ke anak, menyebabkan kelemahan otot progresif sejak usia dini.

Beberapa kondisi bawaan lainnya bisa terjadi selama masa kehamilan, misalnya karena infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu, atau paparan zat berbahaya yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.

Kondisi ini mungkin tidak terdeteksi hingga bayi lahir atau bahkan beberapa tahun kemudian.

 

Faktor Kecelakaan/Trauma

Kecelakaan dan trauma fisik merupakan penyebab umum disabilitas fisik yang dapat terjadi kapan saja dalam hidup seseorang.

Kecelakaan lalu lintas sering mengakibatkan cedera serius yang berujung pada disabilitas permanen, seperti kelumpuhan atau amputasi.

Kecelakaan kerja, terutama di industri yang berisiko tinggi, juga dapat menyebabkan cedera serius yang mengakibatkan disabilitas.

Cedera olahraga yang parah, terutama pada olahraga kontak atau ekstrem, bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada sistem saraf atau tulang.

Trauma akibat kekerasan atau konflik juga dapat menyebabkan disabilitas fisik yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.

 

Faktor Penyakit

Berbagai penyakit dapat menyebabkan disabilitas fisik, baik secara langsung maupun sebagai komplikasi jangka panjang. Infeksi seperti polio, meningitis, atau ensefalitis dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

Stroke, yang sering terjadi pada usia lanjut namun juga bisa menyerang usia muda, dapat mengakibatkan kelumpuhan pada sebagian tubuh.

Penyakit degeneratif seperti arthritis, multiple sclerosis, atau penyakit Parkinson secara bertahap dapat mempengaruhi kemampuan gerak seseorang.

Beberapa jenis kanker dan penanganannya juga dapat mengakibatkan disabilitas fisik, terutama jika memerlukan amputasi atau mempengaruhi fungsi sistem saraf.

 

Cara Penanganan dan Dukungan

Dalam penanganan dan dukungan untuk para penyandang disabilitas dapat berupa pemberian alat kesehatan, pendidikan, hingga aksesibilitas. Pastikan fasilitas kesehatan tepat dan dapat digunakan semaksimal mungkin.

Penanganan disabilitas fisik membutuhkan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari aspek medis hingga psikososial. Penanganan medis berfokus pada diagnosis dan terapi yang tepat, seperti fisioterapi, operasi, atau pengobatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

Selain itu, dukungan alat bantu juga sangat penting, misalnya kursi roda, alat bantu jalan, atau prostetik, yang dirancang untuk meningkatkan mobilitas dan kemandirian.

Tidak kalah penting, dukungan psikososial membantu individu menghadapi tantangan emosional dan sosial melalui konseling, dukungan keluarga, serta komunitas yang peduli. Pendekatan ini memungkinkan penyandang disabilitas fisik untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan produktif.

 

Tips Disabilitas Fisik Tetap Percaya Diri

Kepercayaan diri dimulai dari menerima diri sendiri. Sadari bahwa setiap orang itu unik dengan kelebihan masing-masing, jadi fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu lakukan daripada memikirkan apa yang tidak bisa.

Hindari membandingkan diri dengan orang lain karena setiap perjalanan hidup itu berbeda. Selain itu, menjalin pertemanan dengan komunitas yang memiliki minat atau pengalaman serupa bisa menjadi cara yang efektif untuk saling berbagi cerita inspiratif dan memberikan dukungan.

Buatlah daftar tujuan, mulai dari yang sederhana hingga yang besar, lalu rayakan setiap langkah kecil yang berhasil dicapai. Tantangan dalam hidup jangan hanya dianggap sebagai hambatan, tetapi lihatlah sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Cobalah mencari solusi kreatif untuk mengatasi kesulitan, sambil tetap menjaga kesehatan fisik dan mental melalui aktivitas yang sesuai, istirahat yang cukup, dan makanan bergizi.

Dukungan dari orang sekitar sangat berarti. Berikan pujian dan dorongan atas usaha mereka, serta perlakukan mereka seperti orang lain tanpa rasa mengasihani. Selain itu, penting untuk mengadaptasi lingkungan agar lebih ramah dan mendukung, misalnya dengan menyediakan alat bantu.

Pengembangan keterampilan baru melalui kursus atau pelatihan juga bisa membantu mereka menggali potensi. Dengan berpikir positif dan dukungan yang tepat, setiap orang bisa mencapai tujuannya dengan percaya diri.